Bahan tambahan pangan terlarang (UUD)

1.      Asam Borat dan senyawanya
2.      Asam Salisilat
Asam salisilat sering disebut aspirin, dalam pengobatan digunakan sebagai analgetik dan anti inflamasi. Pada mulanya, asam salisilat digunakan untuk mencegah jamur pada buah di pabrik cuka, tetapi pada akhirnya pemerintah Amerika melarang karena mempunyai efek tidak baik bagi kesehatan. Bila masuk ke dalam tubuh menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran pencernaan.
Asam salisilat dilarang digunakan sebagai bahan pengawet makanan di Indonesia. Pasalnya, asam salisilat memiliki iritasi kuat ketika terhirup atau tertelan. Bahkan ketika ditambah air, asam salisilat tetap memberikan gangguan kesehatan pada tubuh karena dapat menyebabkan nyeri, mual, dan muntah jika tertelan. Pada sebuah sebuah survei terhadap sup sayuran, disebutkan bahwa sup sayuran nonorganik mengandung asam salisilat hampir enam kali lipat ketimbang sup sayuran organik. Kandungan asam salisilat dalam tanaman secara alami berguna untuk tanaman bertahan dari serangan penyakit. Namun bila kandungan asam salisilat melebihi dan berlebihan masuk ke dalam tubuh, maka gangguan kesehatan dapat terjadi, misalnya terjadi pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran pencernaan.
3.      Dietilpirokarbonat
Biasa disingkat DEPC yang pada mulanya digunakan sebagai pencegah peragian pada pembuatan minuman beralkohol dan minuman ringan. Juga sering digunakan pada pengawetan susu, sari jeruk dan minuman buah-buahan. Tetapi ternyata DEPC termasuk dalam bahan kimia karsinogenik. Dietilpirokarbonat (DEP) termasuk di dalam bahan kimia karsinogenik mengandung unsur kimia C6H10O5 adalah bahan kimia sintetis yg tdk ditemukan dlm produk-produk alami dan digunakan sebagai pencegah peragian pada minuman yang mengandung alkohol maupun minuman yang tidak beralkohol. DEP sering digunakan untuk susu dan produk susu, bir, jus jeruk dan minuman buah-buahan lain sehingga minuman ini dapat bertahan lama. DEP apabila masuk ke dalam tubuh dan terakumulasi dalam jangka panjang, dapat memicu timbulnya kanker.
4.      Dulsin
Dulsin adalah pemanis buatan yang memiliki rasa manis 250 kali gula tebu. Beberapa tahun digunakan ternyata dulsin mengakibatkan sifat karsinogenik pada hewan percobaan. Dulsin telah diusulkan untuk digunakan sebagai pemanis tiruan. Dulsin ditarik total dari peredaran pada tahun 1954 setelah dilakukan pengetesan dulsin pada hewan dan menampakkan sifat karsinogenik yang dapat memicu munculnya kanker.
5.      Formalin
Formalin merupakan bahan pengawet yang paling banyak disalahgunakan untuk produk pangan. Formalin dapat digunakan sebagai antiseptik, desinfektan dan pengawet dalam biologi. Dalam dosis kecil (<1%) digunakan untuk perawat sepatu, lilin, shampo mobil. Kenyataan formalin masih digunakan pada pengolahan tahu, bakso, mie basah, pengering ikan, dll. Formalin akan menyebabkan sakit perut, depresi susunan syaraf, karsinogenik.
Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat yang terdapat dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh. Formalin adalah larutan 37 persen formaldehida dalam air, yang biasanya mengandung 10 sampai 15 persen metanol untuk mencegah polimerasi. Formalin dapat dipakai sebagai bahan anti septik, disenfektan, dan bahan pengawet dalam biologi. Zat ini juga merupakan anggota paling sederhana dan kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO.
a.   Bahaya utama
Formalin sangat berbahaya bila tertelan dan akibat yang ditimbulkan dapat berupa bahaya kanker pada manusia.
b.   Bahaya jangka pendek (akut) 
Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, sistem susunan saraf pusat dan ginjal.
c.    Bahaya jangka panjang (kronik)
Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
6.      Kalium bromate
Pada mulanya kalium bromat digunakan untuk memperbaiki tepung yang dapat mengeraskan kue. Kalium bromat pada akhirnya telah dilarang pada beberapa negara karena dianggap bersifat karsinogenik. Jika terpapar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan methemoglobinemia (kelainan dalam darah), kerusakan hati dan ginjal, iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bila dimakan bersamaan dengan produk pangan, kalium klorat dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, gejalanya mual, muntah dan diare. Brominated vegetabl oil, kloramfenikol dan Nitrofurazon merupakan bahan tambahan yang dilarang penggunaannya.(potasium bromat) digunakan untuk memperbaiki tepung yang dapat mengeraskan kue.
Kalium bromat digunakan para pembuat roti maupun perusahaan pembuat roti untuk membantu proses pembuatan roti dalam oven dan menciptakan tekstur bentuk yang lebih bagus pada proses penyelesaian akhir produknya.bila digunakan dalam jumlah kecil, zat ini akan hilang selama pembakaran atau pemanasan. Bila terlau banyak digunakan,sisas kalium bromat akan tetap banyak dalam roti.
7.      Kalium klorat
Kalium klorat biasanya digunakan sebagai pemutih, bahan peledak dan pembuat korek api. Penggunaan pada makanan dilarang sejak 1988 karena menyebabkan nyeri perut, kerusakan ginjal dan hati.
Kalium klorat (KClO3) salah satu fungsinya sebagai pemutih, sehingga sering dimasukkan dalam obat kumur pemutih dan pasata gigi. Sejak tahun 1988, Pemerintah Indonesia sudah melarang penggunaan kalium klorat sebagai bahan tambahan makanan karena senyawa ini dapat merusak tubuh bahkan kematian. Jika terpapar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan methemoglobinemia (kelainan dalam darah), kerusakan hati dan ginjal, iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bila dimakan bersamaan dengan produk pangan, kalium klorat dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, gejalanya mual, muntah dan diare. Brominated vegetabl oil, kloramfenikol dan Nitrofurazon merupakan bahan tambahan yang dilarang penggunaannya.
8.      Kloramfenikol
Kloramfenikol disebut juga chloromycetin adalah antibiotik. Pada saat ini kloramfenikol dilarang ditambahkan pada makanan hewan karena akan mengkontaminasi daging hewan yang pada akhirnya akan membahayakan konsumen. Kloramfenikol merupakan antibiotic spectrum luas yang mempunyai aktivitas bakteriostatik dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya  bakterinya bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan jalan meningkatkan ribosom subunit 50S yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloremfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram negative.
Kloremfenikol berkhasiat untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh salmonella thypi dan salmonella parathypi, namun tidak aktif terhadap virus. Jamur, dan protozoa. Efek samping penggunaan kloremfenikol antara lain :
a.       Reaksi hematologic berupa depresi sumsum tulang dan anemia aplastik.
b.      Reaksi saluran cerna yakni mual,muntah, diare, glositis, dan enterokolitis.
c.       Sindrom gray, yaitu menghambat fungsi penggabungan oksidase hepatik yang dapat mengakibatkan penghambatan metabolisme obat. Kelainan ini dikarenakan belum sempurnanya kemampuan hati untuk mengadakan konjungsi dengan asam glukronat.
d.      Bila diberikan kepada anak usia dibawah satu tahun dapat menyebabkan penyakit kuning. Sehingga mengakibatkan kerusakan pada sumsum tulang belakang, akibatnya pembuatan hemoglobin / sel darah merah akan terganggu.
e.       Diduga sebagai penyebab timbulnya Gray Baby Sindrome yaitu gejala bayi berkulit warna abu-abu, perut kembung, suhu tubuh rendah, susah bernapas, demam, yang bisa menyebabkan kematian.
9. Minyak nabati dibrominasi
10. Nitrofurazon
Nitrofurazon adalah antibiotik yang sering digunakan sebagai salep atau obat luar. Nitrofurazon yang dicampurkan dalam pakan ayam sebagai senyawa antimikroba, menunjukkan potensi pemicu kanker. Efek farmakologi nitrofurazon dari hasil penelitian terhadap tikus dapat mengakibatkan skin lesion pada kulit serta infeksi pada kandung kemih.
11. Dulkamara
Dapat menghasilkan efek samping antara lain tukak lambung. Pada keracunan dalam dosis tinggi menyebabkan penurunan tekanan darah, demam, halusinasi, dan akhirnya koma.
12. Kokain
Penyalahgunaan kokain menyebabkan ketergantungan psikologis yang kuat. Keracunan akut dosis rendah menyebabkan euphoria dan agitasi. Dosis lebih besar menyebabkan hipertermia, muat, muntah, sakit perut, sakit dada, takikardi, aritmia ventricular. hipertensi, gelisah luar biasa, agitasi, hausinasi, midriasis, dapat disertai depresi SSP dengan pernapasan yang tidak beraturan, konvulsi, koma, gangguan jantung, pingsan dan mati.
13. Nitrobenzen
Beberapa kejadian keracunan dan kematian pada manusia akibat menghirup nitrobenzen terjadi di beberapa negara. Ginjal menjadi organ target dari paparan terhadap nitrobenzen. Wanita yang menghirup nitrobenzen ginjatnya akan mengeras dan membesar. Hati akan membesar, dan mengerds sehingga akan mengganggu produksi serum, khususnya pada wanita. Gejala necrotic pada manusia terjadi akibat menghirup nitrobenzen berupa sakit kepala, vertigo, muat, dan pingsan. Kematian dapat terjadi apabila nitrobenzen temakan datam jumlah tinggi.
14. Sinamil antranilat
Pemberian sinamil antranilat pada mencit jantan dan betina dapat menyebabkan tumor paru-paru. Begitu pula pada tikus, dengan jumtah diet yang sama menyebabkan tumor pada ginjal dan pankreas.
15. Dihidrosafrol
16. Biji tonka
Menghambat atau menghentikan pembekuan darah dan berfungsi sebagai antikoagulan. Komarin mengganggu sintesa vitamin K pada bagian pencernaan manusia. Akibat kekurangan vitamin K, pembekuan darah terganggu. Kajian toksisitas biji tonka secara ilmiah belum ada. Biji tonka dimasukkan dalam daftar senyawa perisa yang ditarang. Jangan menggunakan biji tonka apabita anda sedang hamil, akan hamil dalam waktu dekat, sedang menyusui, dan bayi dan anak-anak. Penggunaan tonka berlebihan akan mengakibatkan kelebihan berat badan bagi penggunanya.
17. Minyak Kalamus
Minyak kalamus mengandung beta-asaron. Akar dan rhizoma telah digunakan sebagai obat-obatan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti epitepsy hysteria.
18. Minyak Tansi
Minyak tansi dapat menyebabkan kejang tanda keracunan antara lain muntah, radang Lambung, merah kuLit, kram, hitang kesadaran, nafas sesak. penyimpangan denyut jantung, pendarahan usus, dan hepatitis. Kematian terjadi akibat sirkulasi pernafasan terhambat dan perubahan degeneratif organ terjadi pada manusia. Dapat menyebabkan aborsi.
19. Minyak sassafras
Safrol yang terdapat dalam minyak sassafras dapat merusak jaringan hati secara permanen, dan dapat menyebabkan kanker hati pada konsentrasi tinggi yang diujikan pada hewan. Minyak sassafras dapat puLa mempercepat denyut jantung, haLusinasi, paratisis, dan efek lainnya yang di[aporkan terjadi pada manusia yang mengkonsumsi sassafras. Zat kimia yang terdapat daLam minyak sassafras bersifat karsinogenik.

Share:

0 komentar